love it

love it

Senin, 21 Maret 2011

apa itu integensi?
ada yang bilang kecerdasaa,ada ynag bilang IQ,dll 
Jadi apa itu intelegensi?intelegensi merupakan keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradapatasi pada,dan belajar dari,pengalaman hidup sehari-hari(santrock).
Apakah setiap individu memiliki intelegensi yang sama?setiap individu memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda.Hal ini dapat kita ketahui dengan mengikuti test-test intelegensi yang ada. Misalnya,TIKI,Test Binet,WAISC,PMCFIT,dll.
Dengan mengikuti test-test tersebut kita bisa mengetahui apa yang menjadi unggulandalam diri kita,apa yang jadi kekurangan dalm diri kita,apakah kita termasuk orang yang jenius,sedang atau dibawah rata-rata?
Silahkan mencoba
:)



Jumat, 11 Maret 2011

Without Title
Tria nama panggilannya,gadis mungil,lucu,supel,dan imut,anak tunggal dari pasangan suami-istri yang berkecukupan. Tria dibesarkan denga penuh kasih sayang(bukan berarti Tria anak yang manja)tapi itu dulu ketika orang tuanya masih hidup. Kini ia hanya mendapat kasih saynag dan perhatian dari sahabat dan gurunya di sekolah.
Tria punya banyak teman tapi yang paling dekat hanya beberapa saja. Ada Lita,Rani,Vino,Rio,dan Andew. Mereka berteman sejak kelas satu sma hingga mereka kelas tiga. Tria dan sahabatnya sangat kompak bahkan orang tua sahabatnya sudah mengenal Tria dengan baik. Persahabatan yang mereka jalin bukan persahabatan yang biasa-biasa aja yang sekedar nonton bareng,nongkrong bareng,d-l-l. Tapi lebih dari itu,mereka sering belajar bareng,memenangkan pertandingan kelompok belajar yang dibentuk dalam satu tim,dan mereka adalah siswa yang berprestasi di sekolah.
***

Senin pagi Tria bangun lebih awal karna hari ini adalah jadwal piket Tria buat ngebersihin kelas. Ketika Tria bangun ia mendapati banyak darah di bantalnya,

"mimisan lagi,keluhnya"

Tria ga pernah cerita ke siapapun lo dia sering mimisan,ia hanya merasa kalau ini hanya efek dari aktivitas yang banyak ia kerjakan terutama di sekolah. Bahkan untuk menutupi jejak ia mencuci sendiri sarung bantalnya. Tria ga mau kalo bibinya kawatir dengannya.
Walaupun ga pernah cerita ke siapapun,Tria tetap punya sahabat tempat dia curhat,Lina,dialah satu-satunya teman yang sering dicurhatin ma Tria. Bahkan orang yang disukai Tria pun ia ceritakan ke Lita.

*** 

Tria sangat mengagumi "dia".."dia" yang Tria sukai,Rio. Tria ga berani menunjukkan kalo dia suka ma Roi. Tria takut kalo Rio ga suka ma dia,Tria juga takut karena Rio itu sahabatnya,ia takut persabatan mereka hancur gara-gara Tria suka ma Rio. Tria lebih memilih untuk memendam rasa yang ada di hatinya,walaupun sebenarnya Tria menangis akan itu.
Rio sering kerumah Tria,minta diajari pelajaran yang ga dipahaminya atau pelajaran yang ketinggalan karena Rio ga masuk sekolah. Dengan sabar Tria mengajari Rio,berharap Tria bisa mnedapat perhatian lebih dari Rio. Tapi nyatanya sikap Rio biasa aja terhadap Tria. Tria harus lebih tabah lagi. Toh cinta ga bisa dipaksain kn,,??!
***

Hari ini Tria bolos sekolah,ia ga enak badan mungkin karna ia terlalu capek. Tria berpesan agar Lita datang ke rumahnya dan menemaninya ke dokter. Selasai kelas bubar,Lita langsung meluncur ke rumah Tria.Lita mendapati Tria sangat pucat dan mimisan lagi.Lita buru-buru membawa Tria ke dokter.Di perjalanan Tria pingsan,dengan kecepatan tinggi Lita melaju dijalan yang sepi.Lita kawatir kalo terjadi sesuatu terhadap Tria.
Lama Lita menunggu,,.
Kemudia dokter pun datang dan menyarankan agar Tria Dirawat di rumah sakit karna kondisi Tria yang sangat lemah ditambah lagi Tria harus diperiksa lebih lanjut.
Lita melihat Tria terbaring tak berdaya di ranjangnya,Lita menangis ingin rasanya Lita memberi kabar buat sahabatnya yang lain tapi,ia ingat akan pesan Tria untuk tidak memberitahuakan apapun kepada yang lain.Seminggu berlalu tiada kabar dari Tria,sahabatnya heran dan bertanya-tanya. Lita hanya bilang kalo Tri lagi liburan karena akhir-akhir ini ia sangat sibuk denga aktivitasnya sebagai ketua Osis di sekolah.Mereka mengangguk tapi tetap saja seprti ada sesuatu yang disembunyikan. 
Hari ke-10 Tria sadar dari koma,dokter berpesan kepada Lita agar jangan mengungkit tentang penyakit yang ditanggung Tria.Lita ingin sekali menangis melihat pernyataan yang di informasikan dokter bahwa Tri ga akan berumur panjang.Sama seperti yang dialami oleh mama Tria,ia meninggal karena penyakit yang sama,pecahnya pembuluh darah pada bagian organ pernafasan sehingga menggangu saraf pada otak.Hal ini dirahasiakan oleh dokter dan pihak keluarga Tria.Tria ga boleh tau akan ini.

Tria ingin kesekolah,tapi Lita tidak mengizinkannya.

"besok aja yah,aku pasti jempu.
sekarang Tria istirahat dulu yah besok fit masuk sekolah,okey!"

Tria hanya menganguk membenarkan pernyataan Lita,ia pun istirahat ditemani Lita sejenak sampai Tria pulas,Lita pun pulang.
Hari ini Tria sekolah tapi Lita sengaja lama datang agar Tri tidak mengikuti pelajaran di kelas,walaupun Tria ngambek-ngambek karena Lita ga kunjung menjemputnya.Ketika tiba di sekolah kelas sudah bubar hanya tinggal beberapa siswa dan sahabatnya.Mereka sangat senang bisa ketemu Tria lagi.Lita uda cerita semua tentang penyakit Tria kedapa yang lain,sehingga mereka ngerti kondisi Tria dan berusaha menghiburnya.Hari ini mereka berencana ngajak Tria ke tempat yang disukainya,pantai.Vino melaju di aspal yang basah oleh hujan bersama Tria dan yang lain.Tria berada disamping Vino.Mereka berusaha membuat Tria tertawa dengan lelucon-lelucon yang konyol.Sesaat Tria lupa akan kondisinya yang lemah.Tria sangat senang,tertawa lepas.Tiba-yiba darah keluar dari hidungnya,Tria mimisan lagi.Semua jadi panik dan ingin membatalkan perjalanan dan balik menuju rumah tapi Tria menolak,ia tetap ingin ke pantai.

"santai saja,uda biasa kok,,(sambil tersenyum)
aku capek,aku tidur dulu ya,ntar lo uda sampe bangaunkan aku,key!

Lita,Rani,Vino,Rio,dan Andrew membiarkan Tria tidur karena mereka yakin Tria akan semakin fit kalo Tria istirahat sejenak,,mereka membiarkan Tria tidur dan tak bangun lagi,,.padahal Tria belum sempat ngeliat pantai,tempat yang ia senangi.
Tria uda pergi dan takkan ada lagi Tria yang lucu,supel,imut,,takkan ada lagi.Semua menangis dan semua kecewa.Saat itu Lita cerita kalo orang yang Tria sukai adalah Rio.Mereka terkejut dan marah ke Lita,

"napa ga dari dulu cerita,,,,,"semua protes.

Rio lari dan mendekap tubuh Tria menangis,sebenarnya Rio juga suka kepada Tria.Tapi itu sia-sia,,Tria takkan bisa merasakannya.




Jendela Johari
Merasa senang bisa belajar dengan jendela johari,dimana kita bisa mengetahui hal-hal yang tidak kita tahu,dari diri sendiri,dari teman yang menilai. Senang ketika banyak hal positif dan negatif yang aku dapatkan menganai diriku sendiri. Hal ini yang memotivasiku untuk bisa berubah kearah yang lebih baik lagi,dengan memaksimalkan yang positif dan meminimalis yang negatif.
Hal ini juga terkait dengan teori koknitif sosial Bandura,dimana faktor sosisl dan kognitif,juga faktor perilaku berperan penting dalam pembelajaran.
Aku bukanlah orang yang ramah,tidak suka keramaian,dan lebih suka dengan suasana yang hening. Ketika masuk psikologi,banyak hal yang berubah dariku. Lingkungan yang tidak pernah sepi,orang yang ramah,harus bisa presentasi, mampu bekerja dalam dalam tim,dll. Menuntutku untuk berubah. Inilah yang memotivasuki menjadi orang yang dulunya pendiam,sekarang menjadi ramah(kata teman-teman). Dulu aku susah belajar ditempat yang ramai tapi karena telah masuk di psikologi,memudahkanku untuk berinteraksi dengan teman-teman. Lingkungan sosial memang berpengaruh dalam pembelajaran.

Senin, 07 Maret 2011

ANALISIS PERILAKU TERAPAN DALAM PENDIDIKAN

Para pengajar tentu tidak mau jika peserta didiknya memiliki perilaku yang tidak diharapkan(seperti mengejek,mengganggu diskusi kelas,atau sok pintar). Tentu para pengajar harus sigap dengan  hal ini. Banyak sekali cara-cara yang dilakukan oleh para pengajar untuk mengubah perilaku peserta didiknya. Salah satunya adalah menyajikan stimuli yang tidak disukai(hukuman).
Yang saya pertanyakan,
dengan menyajikan stimuli yang tidak disukai atau sering disebut hukuman,diharapkan dapat mengurangi perilaku yang tidak diharapkan,tapi mengapa justru bukan mengurangi perilaku yang tidak diharapkan malahan meningkatkan perilaku yang tidak diharapkan?
pembahasan:
menurut pendapat saya,hukuman bukanlah stimulus yang baik diberikan kepada peserta didik. Maksud saya hukuman dalam bentuk kekerasan. Ketika seorang peserta didik melakukan kesalahan dan para pengajar menghukum dengan kekerasan,harapannya adalah si peserta didik merubah sikapnya yang kurang baik. Tapi kenapa justru tidak seperti itu?Ketika pengajar menghukum dengan kekerasan akan menimbulkan tekanan bagi peserta didik. Hal ini dapat membuat dia menjadi malas belajar,malas ketemu dengan pengajar yang menghukumnya(atau bahkan membencinya),dan terkadang si peserta didik justru memiliki sikap yang lebih buruk lagi dari sebelumnya.
Jadi,jika ingin menghukum peserta didik,hukumlah dengan memberi stimulus yang bisa membuat dia mengerti kesalahannya,dengan stimuli-stimuli yang membangun,tanpa harus dengan kekerasan.
Terimakasih
:)

sumber:Santrock W.John,2004.Psikologi Pendidikan.Prenada:Jakarta