Para pengajar tentu tidak mau jika peserta didiknya memiliki perilaku yang tidak diharapkan(seperti mengejek,mengganggu diskusi kelas,atau sok pintar). Tentu para pengajar harus sigap dengan hal ini. Banyak sekali cara-cara yang dilakukan oleh para pengajar untuk mengubah perilaku peserta didiknya. Salah satunya adalah menyajikan stimuli yang tidak disukai(hukuman).
Yang saya pertanyakan,
dengan menyajikan stimuli yang tidak disukai atau sering disebut hukuman,diharapkan dapat mengurangi perilaku yang tidak diharapkan,tapi mengapa justru bukan mengurangi perilaku yang tidak diharapkan malahan meningkatkan perilaku yang tidak diharapkan?
pembahasan:
menurut pendapat saya,hukuman bukanlah stimulus yang baik diberikan kepada peserta didik. Maksud saya hukuman dalam bentuk kekerasan. Ketika seorang peserta didik melakukan kesalahan dan para pengajar menghukum dengan kekerasan,harapannya adalah si peserta didik merubah sikapnya yang kurang baik. Tapi kenapa justru tidak seperti itu?Ketika pengajar menghukum dengan kekerasan akan menimbulkan tekanan bagi peserta didik. Hal ini dapat membuat dia menjadi malas belajar,malas ketemu dengan pengajar yang menghukumnya(atau bahkan membencinya),dan terkadang si peserta didik justru memiliki sikap yang lebih buruk lagi dari sebelumnya.
Jadi,jika ingin menghukum peserta didik,hukumlah dengan memberi stimulus yang bisa membuat dia mengerti kesalahannya,dengan stimuli-stimuli yang membangun,tanpa harus dengan kekerasan.
Terimakasih
:)
sumber:Santrock W.John,2004.Psikologi Pendidikan.Prenada:Jakarta
knapa cma sedikit materix....
BalasHapusitu hanya ringkasan saja
BalasHapuskalau mau materi yang lengkap, saya sudah cantumkan sumbernya
makasi