Apa itu belajar?
Terkadang kita lupa apa itu belajar, yang kita hanya ketahui belajar merupakan proses kognitif, hanya sebatas itu. Bahkan tak jarang ditemui belajar hanya sebagai kegiatan formalitas tanpa makna, mengapa dikatakan demikian? Ya, tak bisa dipungkiri banyak siswa maupun mahasiswa datang kesekolah atau kampus hanya untuk memenuhi kewajiban "hadir". Datang ke sekolah/kampus, kemudian pulang tanpa mendapat apapun, demikian seterusnya.
Saya jadi teringat ketika belajar etika di kampus, dosen berkata:
"Jangan-jangan, kita sebagai mahasiswa tidak memiliki kompetensi apapun meskipun sudah semester akhir, karna ketidakseriusan kita dalam belajar. Bagaimana kita bisa menghadapi dunia luar tanpa ada bekal yang kita bawa, bagaimana kita bisa bertahan?"
Menarik pernyataan sang dosen tersebut, bagaimana kita bisa menjadi sarjana yang profesional tanpa ada kompetensi yang kita miliki.
Belajar memang proses kognitif tapi dalam arti luas. dengan belajar kita bisa menemukan ide-ide baru, dengan belajar kita bisa mengembangkan kemampuan yang kita miliki dari hal yang tidak kita ketahui menajadi kita ketahui, kita bisa belajar dari lingkungan, belajar dari pengalaman kita sendiri bahkan kita bisa belajar dari pengalaman orang lain. Semua aktifitas yang kita lakukan merupakan proses belajar, jika benar kita menyadarinya.
Belajar itu penting dan teknologi memberi kita kemudahan dalam mengetahui apapun yang kita inginkan. Kemajuan teknologi membuat kita sangat dengat cepat memperoleh informasi yang kita perlukan. Sebagai learner kita harus bisa menghubungkan pengetahuan yang kita miliki dalam mengelola informasi yang kita cari. menjadi bijak itu penting dalam mencari informasi-informasi yang sangat mudah kita dapatkan.
Jika kita telusuri, belajar mengalami banyak perkembangan.
Awalnya belajar dilakuakan dengan metode laboratorium kemudian bergeser ke belajar yang dilaksanakan di ruangan kelas. Ini terjadi di tahun 1950-1975. Kemudian pada atahun 1975-1990 muncul psikologi kognitif. Perkembangan terakhir adalah berkembangnya faktor pribadi, sosial, dan kultural dalam belajar, dan hal ini muncul di tahun 1980 hingga sekarang masih menjadi fokus utama.
Nah, bukanlah belajar menjanjikan kemudahan bagi kita? Dari yang harus menggunakan lab sebagai sarana untuk belajar hingga menggunakan internet atau e-learning, seharusnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mau belajar di tengah tawaran informasi yang sangat mudah kita dapatkan.
"Belajar untuk hidup, hidup untuk Belajar."
Jangan sia-siakan waktu untuk hal yang kurang berguna bahkan tidak berguna, dunia semakin pintar, pesaing semakin hebat, jadilah manusia kompeten, profesional dalam bidang kita masing-masing. Mari terus belajar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar