MODEL
KOGNITIF DAN TEORI MOTIVASI AKADEMIK
Pendekatan
utama untuk analisis motivasi memiliki tiga asumsi. Pertama, motivasi individual adalah hasil dari interaksi antara
faktor lingkungan dengan karakteristik tertentu dari anak. Di antaranya adalah
norma sosial, catatamn kinerja orang lain, reaksi afektif dari guru terhadap
kesusksesan dan kegagalan siswa, jenis tujuan dan struktur kelas, sejarah
prestasi anak, dan keyakinan mereka tentang sifat dari kemampuan.
Kedua,
pemelajar adalah pemroses informasi yang aktif. Pada tingkat tertinggi,
penilaian diri atas kapabilitas seseorang dan interpretasi informasi dari
lingkungan juga terlibat dalam motivasi yang berkaitan dengan prestasi.
Ketiga,
terkait dengan asumsi pertama, yakni motif, kebutuhan, atau tujuan siswa
merupakan pengetahuan ekslisit. Ini berarti bahwa siswa dapat memikirkan
keyakinan ini dan mengkonsumsikannya kepada orang lain.
Asumsi
Model Motivasi Dan Teori Atribusi
Asumsi
|
Model atau
Teori
|
1.
Motivasi seseorang berkembang melalui interaksi kompleks dari faktor lingkungan
dengan faktor di dalam diri anak.
|
Model eksplisit nilai
Model orientasi tujuan
Teori atribusi
|
2.
Pemelajar merupakan pemroses informasi
yang aktif.
|
|
3.
Motif, kabutuhan, atau tujuan pemelajar merupakan informasi eksplisit.
|
Tiga pendekatan untuk
studi motivasi dalam latar belakang yang berkaitan dengan prestasi adalah:
1.
Model Ekspektasi Nilai
Model
ini fokus pada alasan psikologi—sosial dari pilihan anak, dan tugas dalam model
ini mengacu pada bidang studi atau pelajaran. Dua keyakinan motivasional utama
adalah tugas (pencapaian, instrinsik, nilai kamnfaatan, dan biaya), dan nilai
ekspektasi, sejauh mana siswa percaya bahwa dia akan mampu melakukan sesuatu
dengan baik. Keyakinan ini berpengaruh langsung pada pilihan, kegigihan,
tingkat upaya, dan kinerja actual.
Nilai
tugas dan ekspektasi secara langsung ditentukan oleh memori afektif anak dan
tujuan dari skemata anak. Memori afektif terdiri dari reaksi emosi negatif atau
positif yang diasosiasikan dengan pengalaman yang sama di masa lalu. Tujuan bisa
jangka pendek dan panjang, dan skemata diri mencakup persepsi tentang diri
ideal, persepsi tentang kesulitan tugas (domain), dan keyakinan tentang
kemampuan seseorang.
2.
Model Berorientasi tujuan
Model
berorientasi tujuan membahas alasa siswa melakukan tugas akademik. Secara formal,
orientasi tujuan adalah seperangkat niat kelakuan yang menentukan bagaimana
siswa akan mendeteksi dan melakukan aktivitas belajar.
Orientasi
Tujuan Yang Berkaitan Dengan Belajar
Orientasi
|
Defenisi
|
Tujuan
belajar
|
Meningkatkan
kompetensi seseorang; orientasi berhubungan dengan teori peningkatan
intellegensi.
|
Tujuan
penguasaan
|
Mengembangkan
keterampilan baru, berusaha memahami kerja, atau mendapatkan pemahaman
penguasaan berdasarkan standar referensi sendiri.
|
Tujuan
berfokus tugas
|
Meningkatkan
kompetensi seseorang, berusaha menguasai tugas.
|
Orientasi
tugas
|
Sejauh
mana siswa melaporkan perasaan kesuksesan atau kesenangan saat mereka
melakukan tugas tertentu.
|
3.
Teori Atribusi
Teori
atribusi membahas pemikiran, emosi, dan ekspektasi seseorang setelah muncul
hasil yang terkait dengan pencapaian. Tiga asumsi yang mendasari teori ini,
yakni (a) pencairian pemahaman adalah motivator utama dari tindakan; (b)
atribusi untuk hasil yang berkaitan dengan keberhasilan merupakan sumber
informasi yang kompleks; dan (c) perilaku masa depan ditentukan sebagian oleh
anggapan tentang penyebab dari hasil sebelumnya.