love it

love it

Sabtu, 05 Oktober 2013

MODEL KOGNITIF DAN TEORI MOTIVASI AKADEMIK



MODEL KOGNITIF DAN TEORI MOTIVASI AKADEMIK

Pendekatan utama untuk analisis motivasi memiliki tiga asumsi. Pertama, motivasi individual adalah hasil dari interaksi antara faktor lingkungan dengan karakteristik tertentu dari anak. Di antaranya adalah norma sosial, catatamn kinerja orang lain, reaksi afektif dari guru terhadap kesusksesan dan kegagalan siswa, jenis tujuan dan struktur kelas, sejarah prestasi anak, dan keyakinan mereka tentang sifat dari kemampuan.
Kedua, pemelajar adalah pemroses informasi yang aktif. Pada tingkat tertinggi, penilaian diri atas kapabilitas seseorang dan interpretasi informasi dari lingkungan juga terlibat dalam motivasi yang berkaitan dengan prestasi.
Ketiga, terkait dengan asumsi pertama, yakni motif, kebutuhan, atau tujuan siswa merupakan pengetahuan ekslisit. Ini berarti bahwa siswa dapat memikirkan keyakinan ini dan mengkonsumsikannya kepada orang lain. 

Asumsi Model Motivasi Dan Teori Atribusi
Asumsi
Model atau Teori
1. Motivasi seseorang berkembang melalui    interaksi kompleks dari faktor lingkungan dengan faktor di dalam diri anak.



Model eksplisit nilai
Model orientasi tujuan
Teori atribusi
2.  Pemelajar merupakan pemroses informasi yang aktif.

3. Motif, kabutuhan, atau tujuan pemelajar merupakan informasi eksplisit.


Tiga pendekatan untuk studi motivasi dalam latar belakang yang berkaitan dengan prestasi adalah:

1. Model Ekspektasi Nilai
Model ini fokus pada alasan psikologi—sosial dari pilihan anak, dan tugas dalam model ini mengacu pada bidang studi atau pelajaran. Dua keyakinan motivasional utama adalah tugas (pencapaian, instrinsik, nilai kamnfaatan, dan biaya), dan nilai ekspektasi, sejauh mana siswa percaya bahwa dia akan mampu melakukan sesuatu dengan baik. Keyakinan ini berpengaruh langsung pada pilihan, kegigihan, tingkat upaya, dan kinerja actual.
Nilai tugas dan ekspektasi secara langsung ditentukan oleh memori afektif anak dan tujuan dari skemata anak. Memori afektif terdiri dari reaksi emosi negatif atau positif yang diasosiasikan dengan pengalaman yang sama di masa lalu. Tujuan bisa jangka pendek dan panjang, dan skemata diri mencakup persepsi tentang diri ideal, persepsi tentang kesulitan tugas (domain), dan keyakinan tentang kemampuan seseorang.

2. Model Berorientasi tujuan
Model berorientasi tujuan membahas alasa siswa melakukan tugas akademik. Secara formal, orientasi tujuan adalah seperangkat niat kelakuan yang menentukan bagaimana siswa akan mendeteksi dan melakukan aktivitas belajar.

Orientasi Tujuan Yang Berkaitan Dengan Belajar
Orientasi
Defenisi
Tujuan belajar
Meningkatkan kompetensi seseorang; orientasi berhubungan dengan teori peningkatan intellegensi.

Tujuan penguasaan
Mengembangkan keterampilan baru, berusaha memahami kerja, atau mendapatkan pemahaman penguasaan berdasarkan standar referensi sendiri.

Tujuan berfokus tugas
Meningkatkan kompetensi seseorang, berusaha menguasai tugas.

Orientasi tugas
Sejauh mana siswa melaporkan perasaan kesuksesan atau kesenangan saat mereka melakukan tugas tertentu.

3. Teori Atribusi
Teori atribusi membahas pemikiran, emosi, dan ekspektasi seseorang setelah muncul hasil yang terkait dengan pencapaian. Tiga asumsi yang mendasari teori ini, yakni (a) pencairian pemahaman adalah motivator utama dari tindakan; (b) atribusi untuk hasil yang berkaitan dengan keberhasilan merupakan sumber informasi yang kompleks; dan (c) perilaku masa depan ditentukan sebagian oleh anggapan tentang penyebab dari hasil sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar