PEMROSESAN INFORMASI
Prinsip Belajar
Teori
pemrosesan informasi membahas langkah-langkah dasar yang diambil individu untuk
memperoleh, menyandikan, dan mengingat informasi. Teori ini berbeda dengan
teori lain (seperti pengkondisian berpenguat Skinner, kondisi belajar Gagné)
dalam dua hal. Pertama, pemrosesan
informasi bukan konseptualisasi dari seorang teorisi saja.karenanya ada banyak
macam deskripsi tentang cara memori jangka panjang menyimpan informasi. Kedua, karena dasar dari teori ini
adalah pemrosesan informasi dan bukan belajar, teori ini tidak dapat
memsfesifikasi hasil belajar. studi kognisi dasar yang berbeda menilai
aktivitas yang berbeda, dari mempelajari kosakata baru sampai belajar cara
meringkas informasi. Meskipun demikian, periset yang mengadopsi perspektif
kognitif sama-sama berasumsi bahwa individu banyak mengubah informasi yang
diterima indera mereka dari lingkungan menjadi sandi memori yang disimpan untuk
penggunaan di waktu yang akan datang. Komponen esensial dari belajar adalah
pengorganisasian informasi yang akan dipelajari, pengetahuan sebelumnya yang sudah
dikuasai pemelajar, dan proses yang melibatkan pemahaman, pengertian, serta
menyimpan dan mengambil kembali informasi.
Asumsi dasar dari pemrosesan
informasi adalah: (a) memori manusia aktif terlibat dalam konstruksi
pengetahuan, dan (b) pengetahuan sebelumnya yang dimiliki pemelajar berperan
penting dalam belajar. Memori manusia adalah sistem kompleks yang mencari data
inderawi, mengubah data menjadi informasi bermakna, dan menyimpan informasi itu
dalam memori jangka panjang. Tiga konseptualisasi hakekat meori adalah konsep
keadaan (informasi bersifat aktif atau tidak aktif), konsep sistem memori
(memori episodik, semantik, dan sistem prosuderal), dan tingkat pemrosesan
(analisi sensoris, pengenalan pola, dan asosiasi semantik).
Perspektif yang membahas oprasi
sistem ini adalah konsep jaringan koneksionis, model multitahap, dan konsep
ruang kerja global. Jaringan koneksionis mendekati jaringan neural di otak. Memori
terdiri dari jaringan koneksi yang berinteraksi, yang terdiri dari
elemen-elemen atau unit-unit dan kaitan yang disebut beban koneksi. Belajar melibatkan
pemodifikasian beban koneksi diantara unit tertentu untuk menghasilkan pola
keluaran. Model multitahap, sebaliknya, mengidentifikasi struktur yang
mencerminkan tahapan yang ada di dalam pemrosesan informasi dan proses yang
terkait. Strukturnya terdiri atas pencatat sensori, penyimpanan jangka pendek,
memori kerja, dan memori jangka panjang. Riset tentang otak mengidikasikan bahwa
sistem memori tidak terbagi dalam “kotak” yang terpisah. Meski demikian,
tahapan dan proses yang terkait berguna untuk pembelajaran.
Komponen Belajar
Komponen esensial pemrosesan
informasi yang dapat diaplikasikan untuk belajar adalah belajar komponen dan
proses persepsi, pengkodean, pengambilan informasi dari memori jangka panjang
ketika diperlukan. Kerangka belajar terdiri dari: (a) pengetahuan sebelumnya
yang dimiliki pemelajar, baik itu tersembunyi ataupun konseptual (isi
pengetahuan dan diskursus), dan (b) sifat dan penataan dari informasi yang akan
dipelajari. Pengetahuan pemelajar berfungsi sebagai kerangka untuk mengidentifikasi
informasi yang datang dan memengaruhi inferensi pemelajar tentang informasi
baru itu. Pengetahuan ekstensif juga dapat (a) memperkuat kapasistas memori
kerja untuk mengodekan informasi dalam kelompok belajar, dan (b) menaikkan
kecepatan pemrosesan.
Dua
pengorganisasian materi yang akan dipelajari secara formal adalah presentasi
guru dan pemberian teks. Tetapi banyak buku ajar (textbook) sulit dibaca dan sering memuat informasi yang tidak
relevan. Beberapa teks menggunakan perincian yang tidak relevan yang dapat
mengalihkan perhatian siswa dari informasi yang penting.
Persepsi
sebagai langkah pertama memahami informasi, memilih dan mengenali informasi
yang datang. Aspek esensial dalam proses ini adalah pengetahuan dan perhatian
pemelajar. Perhatian berfungsi sebagai manajer garda depan, dengan memilih
informasi yang akan diproses lebih lanjut, dan pengetahuan sebelumnya membantu
mengindentifikasi informasi yang datang. Pengkodean, yang mempersiapkan informasi
terpilih untuk disimpan di memori jangka panjang dan pengingatan kembali,
terdiri dari dua tipe strategi. Latihan untuk pemeliharaan, pembacaan informasi
berulang-ulang, hanya efektif untuk mengingat dalam jangka pendek. Latihan elaboratif,
yang mengubah informasi dan menciptakan hubungan dengan pengetahuan sebelumnya,
adalah strategi pengkodean yang efektif. Contohnya adalah alat mnemonic untuk fakta dan mengkonstruksi
hubungan yang bermakna antar konsep atau gagasan baru dan antara konsep baru
dengan pengetahuan sebelumnya dari pemelajar.
Prinsip Pembelajaran
Pemrosesan informasi merupakan
perpektif khusus dalam meraih ranah psikologi kognitif yang lebih luas. Pembelajaran
dapat dirancang untuk memfasilitasi setiap
proses yang diidentifikasi oleh teori pemrosesan informasi.
Asumsi dasar dari pemrosesan
informasi mendeskripsikan sifat dari sistem memori manusia dan representasi pengetahuan
dalam memori. Aplikasinya dikelas didasarkan pada asumsi bahwa memori manusia
adalah sistem aktif yang memilih, mengorganisasikan dan mengodekan untuk
penyimpanan informasi baru atau keterampilan yang akan dipelajari. Tujuan penting
di kelas adalah mengembangkan dalam diri pemelajar kekayaan pengetahuan yang
disimpan dan strategi efektif untuk memahami dan menguasai informasi dalam
ranah yang berbeda-beda.
Komponen
utama dalam pembelajaran dari perspektif pemrosesan informasi adalah memperkaya
pengetahuan yang dimiliki pemelajar, mengorganisasikan materi yang akan
dipelajari, memfasilitasi perhatian pemelajar, mengkodekan dan mengkonstruksi
makna, dan mengajari siswa strategi untuk memperkaya pemahaman mereka atas teks
dan presentasi oral.
Baik itu pengetahuan diskursus
maupun pengetahuan ranah siswa merupakan hal penting dalam memahami materi teks
dan presentasi guru. Guru dapat memebantu sisiwa dalam mengembangkan pengetahuan
struktur teks dengan mengajari mereka untuk mengenali tanda-tanda seperti kalimat
pendahuluan, pokok pikiran paragraf, dan kata-kata petunjuk. Bagi siswa dengan
pengetahuan latar belakang yang lemah, atau untuk teks yang ditulis dengan
buruk, diskusi kelompok kecil dan kelas dapat membantu mengembangkan beberapa
hal yang terlewati.
Yang esensial dalam perencanaan
pembelajaran adalah fakta bahwa siswa hanya merespon pada pembelajaran yang
dapat dia pahami secara aktif. Karena itu, pembelajaran harus memfokuskan
perhatian pemelajar pada tugas-tugas penting dan secara informal menilai
persepsi pemelajar. Salah satu pendekatan adalah mengimplementasikan aktivitas
pra- pengajaran yang mengaktifkan pengetahuan sebelumnya dan/atau menghubungkan
pengetahuan sebelumnya dengan konsep utama. Pendekatan lain adalah menggunakan advance organizer. Ini mencakup konsep
inklusif yang berfungsi sebagai penghubung antar simpanan informasi siswa dan
belajar baru; mereka berfungsi sebagai kerangka konseptual dan juga
memfasilitasi pengkodean. Strategi lainnya adalah mengajari siswa untuk
menemukan informasi penting dalam teks dan materi lainnya.
Metode untuk mengodekan informasi
khusus seperti kosakata, tanggal, fakta antara lain adalah tes pendahuluan dan
berbagai teknik mnemonic. Contohnya adalah
rima, akronim, ucapan, dan petunjuk yang dibuat sendiri oleh pemelajar, seperti
metode kata kunci. Dua elemen dalam mnemonic
kata kunci adalah hubungan akustik dengan yang akan dipelajari, dan citra
hubungan dari akustik yang berinteraksi dengan semantic yang berkaitan dengan
kata baru. Strategi berbasis pencitraan juga dapat membantu siswa yang memiliki
ketidakmampuan belajar untuk mengingat dan belajar.
Dua strategi untuk mengkonstruksi
makna dalam informasi yang kompleks adalah meringkas dan pertanyaan diri. Salah
satu strategi meringkas adalah mengubah suatu topic kedalam satu kalimat yang
merefleksikan gagasan utama dan menghubungkan subtopic dan gagasan yang terkait
secara bersama-sama. Pertanyaan diri dapat berguna untuk informasi fakta dan tipe
informasi lainnya. Dalam menggunakan pertanyaan “mengapa”, tujuannya adalah
mengaktifkan pengetahuan sebelumnya dari siswa yang berkaitan dengan fakta
baru. Pertanyaan diri untuk menghasilkan makan dalam satu bagian teks harus
menggunakan pertanyaan aplikasi di mana pemelajar menciptakan contoh baru,
menjelaskan bagaimana konsep utama itu dipakai, dan mengidentifikasi hubungan antar-ide
utama. Strategi pengajaran untuk mengembangkan makna dari teks dan presentasi
membutuhkan pendemonstrasian manfaat strategi itu, mendeskripsikan dan memberi
contoh strategi, dan memberikan latihan dengan bimbingan guru dengan memberi
pujian dan tanggapan korektif.
Gredler, Margaret E. (2011). Learning and
Instructional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana.