love it

love it

Selasa, 17 Desember 2013

PENGKONDISIAN BERPENGUAT SKINNER

     

PENGKONDISIAN BERPENGUAT SKINNER 

Asumsi dasar karya Skinner adalah mengenaisifat dari ilmu behavioral dan sifat dari proses belajar. skinner menetapkan beberapa syarat untuk riset behavioral. Pertama, teori dan diskusi keadaan internal tidak boleh menjadi basis untuk riset. Kedua, periset harus melakukan eksperimen dengan subjek individual dan memanipulasi kejadian yang dapat diamati dalam latar yang terkontrol. Ketiga, periset harus mendefenisikan sifat perilaku dan kondisi eksperimental dalam kondisi fisik.  Skinner mengidentifikasi frekuensi respons sebagai ukuran kemungkinan respons masa depa. Dengan kata lain, ketika belajarterjadi, respons meningkat.

Ringkasan Asumsi Dasar dalam Metode Pengkondisian Skinner
Asumsi
Dasar Rasional
1.      Belajar  adalah perubahan perilaku/behavioral.
2.      Perubahan perilaku secara fungsional berkaitan dengan perubahan dalam lingkungan atau kondisi.
3.      Hukum relasi antar perilaku dan lingkungan dapat ditemukan hanya jika sifat behavioral dan kondisi eksperimental  didefenisikan dalam istiah fisik dan dapat diamati di bawah kondisiyang terkontrol.
4.      Data dari studi ekperimental atas perilaku adalah satu-satunya sumber informasi  tentang penyebab perilaku yang dapat diterima.
5.      Perilaku subjek individual adalah sumber data yang tepat.

6.      Dinamika interaksi organisme dengan lingkungan adalah sama untuk semua spesies.

1-4. Agar dapat disebut sains, psikologi harus:    (a) mempelajari kejadian yang dapat diamati dan dapat diukur; (b) dilakukan di dalam kondisi yang terkontrol dengan cermat; (c) menentukan kejadian lingkungan yang merupakan penyebab.










5. Relasi yang tepat hanya dapat diungkapkan melalui riset atas subjek individual.
6. Karena tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kejadian yang tampak yang memperkuat atau melemahkan frekuensi respons (perubahan behavioral),maka organism tertentu (hewan atau manusia) bukan faktor utama.

Terdapat empat faktor dalam penguasaan pola perilaku. Faktor tersebut adalah pembentukan, jadwal penguatan, konsep kegunaan negatif, dan perilaku yang diatur peraturan. Pembentukan terdiri dari serangkaian stimuli diskriminatif dan penguatan untuk perubahan respon yang halus. Proses ini mengilustrasikan perkembnag perilaku kompleks melalui penguatan diferensial. Pembentukan adalah penting karena ia menimbulkan perilaku yang hampir mustahil terjadi secara ilmiah dalam bentuk finalnya.
Penguatan untuk respons yang dilakukan adalah penguatan yang diatur oleh kemungkinan. Akan tetapi, tidak semua perilaku didapat melalui eksposure langsung pada konsekueni respons. Sebaliknya, orang sering mengikuti nasihat, instruksi, atau petunjuk (stimuli diskriminatif). Perubahan perilaku terjadi karena mereka diperkuat di masa lalu.perilaku semacam itu, yang disebut perilaku yang diperkuat peraturan, berbeda dengan perilaku yang diatur kemungkinan dalam dua hal. Perilaku lebih efektif dilakukan dalam kondisi diatur kemungkinan dan dilakukannya perilaku itu di masa depan akan lebih dimungkinkan.
Ada tiga asumsi yang menopang pendekatan Skinner untuk teknologi pengajaran. Pertama, analisis eksperimental atas perilaku juga berlaku untuk ruang kelas. Kedua, seperangkat perilaku di kelas mungkin dapat dibentuk dengan cara yang sama seperti perilaku yang lain. Ketiga, teknologi dubutuhkan untuk meberikan lebih banyak penguatan bagi respons behavioral.

Komponen Pembelajaran
            Analisis perilaku oleh Skinner dan karyanya tentang pembelajaranterprogram telah memberikan beberapa lat untuk manajemen ruang kela sdan perancangan pembelajaran. Konsep-konsep yang diperkenalkan Skinner untuk dipertimbangkan dalam perencanaan ruang kelas antara lain:

               

a)      Stimuli diskriminatif  (kejadian spesifik yang akan direspon siswa).
b) Kontingensi penguatan, termasuk mengatur agar siswa megalami kesuksesan, mempertimbangkan karakteristik siswa, dan membedakan antara perilaku yang diatur kontingensi dengan yang diatur pengaturan.
c)   Dinamika ruang kelas, yang mencakup memperkuat aproksimasi suksesif, dan memperkuat perilaku yang tidak kompatibel dengan perilaku yang mengganggu.


Kategori Penguat
Ada tiga klasifikasi penguatan umum. Pertama, adalah penguat primer dan sekunder (yang dikondisikan). Penguat primer adalah penguat yang, dalam kondisi tepat, dapat meingkatkan frekuensi perilaku tanpa pelatihan(pangan, papan, minuman, dan kontak seksual). Penguat sekunder atau dikondisikan akan mendapatkan kekuatan pengutan melalui asosiasi dengan kejadian yang tealh berfungsi sebagai penguat. Kategori kedua, penguat umum, adalah penguat yang berfungsi dalam berbagai macam situasi. Penguat yang digeneralisasikan ini biasanya ada dua: penguat sosial dan manipulasi lingkungan fisik yang sukses.
Kategori ketiga, penguatan positif dan negatif, adalah cara konsekuensi penguatan berfungsi. Dalam penguatan positif, respons memproduksi stimulus baru. Penguatan negatif adalah penarikan atau terminasi stimulus diskriminatif. Istilah lain penguat negatif adalah pengkondisian penghindaran karena perilakuyang memengaruhi penghindaran dari stimuli penolakan akan diperkuat.

Hukuman
            Perilaku dihukum dengan dua cara. Yang satu adalah penghilangan penguat positif. Misalnya, ketika anak berperilaku buruk, orangtua akan menunjukkan ketidaksetujuan atau menarik kembali persetujuannya. Bentuk hukuman yang kedua adalah penguat negatif pada situasi. Misalnya, anak kecil yang coba-coba menyentuh api akan mendapat hukuman tangannya menjadi melepuh. Kelemahan utama dari hukuman adalah hukuman tidak menghasilkan perilaku positif.
Alternatif yang dilakukan jika hukuman tidak ingin diberikan. Pertama, hindari kondisi dimana hukuman menjadi diperlukan. Misalnya, menghukum siswa yang rebut di kelas dapat dihindari dengan mengeliminasi kejadian yang menyebabkan rebut, misalnya dngan menanyakan, “Siapa yang sudah mengerjakan PR”. Kedua, memperkuat perilaku yang tidak sesuai dengan perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya, kita menekan perilaku kompetitif ketika kita ingin memperkuat kerja sama.


Gredler, Margaret E. (2011). Learning and Instructional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar